Indonesia Alami Windfall Profit, BKF Minta  Pemerintah Jangan Kegabah

Foto: Kepala Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu.(KOMPAS.com/AKHDI MARTIN PRATAMA)

Madani-news.com – Tahun 2022 ini merupakan tahun yang cukup baik bagi Indonesia dari segi pendapatan negara. Hal ini dikarenakan terjadinya windfall profit (keuntungan yang didapatkan dari lonjakan harga komoditas yang tidak terduga). Harga Komoditas unggulan Indonesia seperti batu bara dan minyak mentah kelapa sawit (CPO) sedang meroket.

Meskipun demikian, menurut keterangan dari Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Indonesia Febrio Kacaribu, menurutnya tren kenaikan harga komoditas ini tidak akan terjadi terus-menerus. Menurutnya kelemahan harga bisa saja terjadi di tahun depan, dan menyebabkan pertumbuhan penerimaan negara diproyeksikan akan menurun di tahun 2023.  Jum’at, (28/10/2022).

Karena terjadinya windfall profit, pemerintah akhirnya memproyeksikan pertumbuhan pendapatan negara tahun 2023 hanya akan tumbuh sebesar 1,1% saja. Mengingat pendapatan tahun 2022 ini sangat melonjak drastis.

”Pendapatan negara kita proyeksikan hanya akan tumbuh 1,1% saja pada tahun 2022 ke 2023. Kita semua tahu bahwa tahun 2022 kita enikmati harga komoditas yang tinggi sehingga penerimaan terhadap pendapatan kita sangat baik” Ujar Febrio Kacaribu.

Indonesia sudah mendapatkan Pendapatan negara dari Januari sampai September 2022 sebesar RP. 1974,7 Triliun (tumbuh 45,7% year on year). Dari jumlah tersebut, pendapatan yang diperoleh dari pajak sebesar Rp. 1.542,6 Triliun sedangkan pendapatan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp. 431,5 Triliun.

Dari pendapatan tersebut, Febrio meyakini bahwa pendapatan pajak Indonesia tahun ini bisa mencapai hingga Rp. 2000 Triliun. Tetapi Febrio tetap menyarankan pemerintah tetap berhati-hati, apabila keadaan di tahun 2023 berbeda dari tahun ini. Khususnya apabila terjadi pelemahan terhadap harga komoditas unggulan.