Foto: ilustrasi Petugas SPBU (Edward Ricardo/ CNBC Indonesia)
Madani-news.com – Sejumlah Badan Usaha Penyalur BBM memang terbiasa melakukan penyesuaian harga pada setiap bulannya pada setiap tanggal 1. Hingga saat ini, terpantau harga minyak dunia masih berada di posisi US$ 96 per barel dan kurs rupiah yang saat ini menembus angka Rp. 15.500 per US$. Dengan keadaan demikian apakah pada 1 November akan ada kenaikan harga BBM lagi?
Badan usaha yang biasa menyalurkan BBM kini sedang memantau pergerakan minyak mentah dan niai tukar (kurs) rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat. Karena kedua faktor tersebut yang mempengaruhi naik-turunnya harga BBM di Indonesia.
Pertamina pun belum bisa memastikan apakah bulan depan (1 November) akan melakukan penyessuaian harga. Namun, untuk BBM non subsidi tetap akan dilakukan penyesuaian harga pada setiap awal bulan. Jum’at, (28/10/2022).
Tidak terkacuali Chell Indonesia, salah satu badan usaha penyalur BBM ini juga mengatakan bahwa harga minya dunia juga mempengaruhi harga BBM di Indonesia. Menurut Shell Indonesia ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi harga BBM.
Faktor lain tersebut diantaranya adalah harga minyak olahan berdasarkan Mean Of Platts Singapore (MOPS), kondisi dan volatilitas pasar, nilai tukar mata uang asing, pajak pemerintah dan bea cukai, kemudian biaya distribusi dan biaya operasional, kinerja perusahaan serta aktivitas promosi yang sedang berjalan.
Berdasarkan keterangan pakar ekonomi energy Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menyampaikan bahwa ada tiga faktor utama yang menentukan harga BBM, ketiga faktor tersebut adalah harga minyak dunia, kurs rupiah dan inflasi.
Berdasarkan pengamatan dari Famy mengenai harga minyak dunia dan kurs rupiah, kenaikan harga BBM non subsidi potensi terjadi, namun untuk BBM subsidi kemungkinan pemerintah masih bisa untuk menjaga tetap sama seperti harga saat ini.